Koordinator ASNLF Denmark Kritik Prabowo Pidato di Forum PBB Soal Kekerasan dan Pelanggaran HAM

Gananews.com ( Koordinator ASNLF Denmark, Muhammad Hanafiah, bersama perwakilan Denmark di Forum PBB New York, menyampaikan kritik keras terhadap pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai situasi kekerasan dan pencemaran lingkungan di Palestina. Kritik tersebut disampaikan dalam merespon pernyataan Prabowo yang menyoroti tindakan kekerasan Israel di Palestina.

Hanafiah menilai bahwa sikap Prabowo Subianto sangat kontradiktif. Ia mengingatkan bahwa Indonesia sendiri selama ini melakukan kekerasan terhadap rakyat Aceh, Papua Barat, dan Maluku Selatan. “Bagaimana mungkin Prabowo berteriak soal kekerasan di Palestina, sementara negara yang dia bela juga melakukan hal serupa di wilayah kami?” ujarnya tegas.

Menurut Hanafiah, pernyataan Prabowo tentang pencemaran lingkungan juga patut dipertanyakan. “Dia mengutuk pencemaran lingkungan di luar negeri, tetapi bagaimana dengan kerusakan alam yang terjadi di Aceh, Papua, dan Maluku akibat tindakan pemerintah Indonesia?” tambahnya.

Hanafiah menegaskan, rakyat Aceh, Papua, dan Maluku tidak akan berhenti berjuang untuk melawan ketidakadilan dan menuntut keadilan melalui jalur hukum, hingga mencapai pengadilan internasional atau kemeja hijau. “Kami tetap berjuang demi hak dan keadilan yang selama ini diabaikan,” katanya.

Lebih lanjut, Koordinator ASNLF Denmark menyoroti sikap hipokrit yang menurutnya melekat pada pemerintahan Indonesia, khususnya dalam persoalan pelanggaran HAM dan penghancuran lingkungan di tanah mereka sendiri. “Ini seperti pepatah maling teriak maling,” ujarnya menyindir.

Dalam forum PBB New York, Hanafiah mengutip pernyataan Prabowo yang sangat keras terhadap pelanggaran HAM dan kerusakan lingkungan di Palestina. Namun, ia menilai hal tersebut tidak konsisten dengan tindakan pemerintah Indonesia di wilayah Aceh, Papua, dan Maluku Selatan.

“Kami menuntut agar Indonesia dihentikan melakukan kekerasan terhadap rakyat asli kami, dan supaya hak-hak kami dihormati sebagaimana mestinya,” kata Hanafiah dengan nada penuh semangat.

Pernyataan ini mencerminkan ketegangan yang masih berlangsung antara pemerintah pusat Indonesia dan kelompok-kelompok di Aceh, Papua, dan Maluku yang menginginkan kemerdekaan atau otonomi lebih luas.

Hanafiah juga mengajak komunitas internasional untuk mengawasi dan menekan pemerintah Indonesia agar menghentikan pelanggaran HAM dan menghormati lingkungan di wilayah yang menjadi sengketa.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Denmark di PBB mendukung seruan Hanafiah dan menyerukan dialog terbuka untuk mencari solusi damai atas persoalan di wilayah tersebut.

Sementara itu, isu pelanggaran HAM dan konflik di Aceh, Papua, dan Maluku telah lama menjadi perhatian kelompok aktivis dan komunitas internasional, yang terus mengadvokasi penyelesaian yang adil dan berkelanjutan.

Hanafiah mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa perjuangan rakyat Aceh, Papua, dan Maluku akan terus berlanjut hingga tercapai keadilan dan pengakuan atas hak-hak mereka di panggung internasional.(**)