Jubir GAM Nilai Tindakan Aparat Langgar Perdamaian Aceh

Gananews.com ( Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Syukuri Ibrahim, menyampaikan keprihatinan serius atas meningkatnya tindakan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) di sejumlah wilayah di Aceh dalam beberapa hari terakhir. Tindakan tersebut dinilai berpotensi mencederai perdamaian Aceh yang telah terjalin hampir dua dekade.

Dalam keterangannya kepada media, Jubir GAM menyebutkan adanya laporan dari masyarakat terkait dugaan tindakan represif yang dilakukan aparat di lapangan. Salah satu yang disorot adalah perampasan spanduk milik warga yang dianggap sebagai bentuk pembatasan kebebasan berekspresi.

Selain itu, GAM juga menerima laporan adanya kekerasan fisik terhadap masyarakat sipil. “Kami mendapatkan informasi bahwa telah terjadi pemukulan, bahkan terhadap perempuan dan anak-anak. Ini merupakan tindakan yang sangat memprihatinkan dan tidak dapat dibenarkan dalam kondisi damai,” ujar Jubir GAM.

Menurut GAM, tindakan kekerasan tersebut bertentangan dengan prinsip perlindungan warga sipil dan hak asasi manusia. Mereka menegaskan bahwa masyarakat Aceh berhak hidup aman tanpa rasa takut, terlebih setelah konflik bersenjata berakhir melalui kesepakatan damai.

GAM menilai peristiwa ini sebagai pelanggaran serius terhadap semangat dan substansi Nota Kesepahaman (MoU) Helsinki yang ditandatangani pada tahun 2005. MoU tersebut menjadi dasar berakhirnya konflik panjang antara GAM dan Pemerintah Indonesia.

“Perdamaian Aceh dibangun atas dasar komitmen bersama untuk menghormati hak-hak sipil, menghindari kekerasan, dan menjamin kebebasan masyarakat. Apa yang terjadi saat ini justru menunjukkan kemunduran yang tidak boleh dibiarkan,” lanjut Jubir GAM.

Ia menegaskan bahwa tindakan aparat yang berlebihan dapat merusak kepercayaan rakyat terhadap proses perdamaian yang selama ini dijaga dengan susah payah. GAM mengingatkan bahwa stabilitas Aceh sangat bergantung pada penghormatan terhadap kesepakatan damai.

Atas kondisi tersebut, GAM menyatakan akan membawa persoalan ini ke perhatian internasional. Langkah ini disebut sebagai upaya agar komunitas global mengetahui situasi aktual yang dihadapi masyarakat Aceh.

“Kami akan menyampaikan laporan ini kepada pihak-pihak internasional terkait agar dunia mengetahui apa yang sedang terjadi di Aceh hari ini,” tegas Jubir GAM. Menurutnya, perhatian internasional penting untuk menjaga agar perdamaian tetap dihormati semua pihak.

GAM juga meminta pemerintah pusat dan pimpinan TNI untuk segera mengevaluasi tindakan aparat di lapangan. Mereka menilai perlu ada langkah tegas agar insiden serupa tidak kembali terulang.

Selain itu, GAM menyerukan agar seluruh pihak, baik aparat keamanan maupun masyarakat, menahan diri dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan. Kekerasan, menurut GAM, bukan solusi dan hanya akan memperkeruh keadaan.

Sebagai penutup, GAM menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga perdamaian Aceh. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa perdamaian hanya dapat bertahan jika hak-hak masyarakat sipil dihormati dan dilindungi secara konsisten oleh semua pihak.(**)