Gananews| Bursa-Rupiah jeblok 1,8% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.821/US$ pada pekan lalu, dan berada di level terlemah sejak Oktober 2020.
Rupiah jeblok setelah bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin ke 1,5% – 1,75%, dan akan lebih agresif lagi di tahun ini guna meredam inflasi.
Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar sejak tahun 1994, dan masih belum akan berakhir. Berdasarkan Fed Dot Plot yang dirilis setiap akhir kuartal.
Mayoritas anggota pembuat kebijakan moneter (The Fed) melihat suku bunga di akhir tahun berada di 3,4% atau di rentang 3,25% – 3,5%. Kenaikan suku bunga tersebut awalnya direspon positif pasar finansial global.
Semakin tinggi suku bunga memang membuat risiko resesi Amerika Serikat akan semakin meningkat.
Tetapi, resesi yang sesaat masih lebih bagus ketimbang jika inflasi tinggi mendarah daging yang bisa menggerogoti perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, keputusan The Fed untuk agresif menaikkan suku bunga demi meredam inflasi disambut baik pelaku pasar,”(#$)
Komentar