Rumah Cut Nyak Mutia, Cagar Budaya yang Memprihatinkan

Gananews ( Rumah Cut Nyak Mutia, salah satu cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi, terletak di Gampong Masjid Pirak, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara. Keberadaan rumah ini menjadi simbol perjuangan masyarakat Aceh melawan penjajahan sekaligus warisan sejarah yang harus dilindungi dan dilestarikan oleh masyarakat Aceh, khususnya masyarakat Aceh Utara.

Bangunan ini menjadi pengingat betapa hebatnya perjuangan tokoh-tokoh terdahulu dalam mempertahankan kedaulatan bumi Aceh. Melalui peninggalan ini, generasi muda dapat mengenal lebih dekat perjuangan para pahlawan, salah satunya Cut Nyak Mutia, seorang tokoh perempuan yang gigih dalam melawan penjajahan Belanda.

Namun, kondisi Rumah Cut Nyak Mutia saat ini sangat memprihatinkan. Ketika berkunjung ke lokasi pada 13 Desember 2024, ditemukan bahwa beberapa bagian bangunan telah mengalami kerusakan parah.

Tempat penyimpanan padi, misalnya, atapnya sudah bolong-bolong dan tidak layak digunakan. Selain itu, krueng padi juga terlihat rusak parah, dan beberapa bangunan lain membutuhkan renovasi segera.

T. Muhammad Yasir, A.Md., atau yang akrab disapa Ampon Yasir, seorang pemuda Aceh Utara yang peduli terhadap cagar budaya, menyampaikan keprihatinannya.

“Kami sangat menyayangkan kondisi ini. Rumah Cut Nyak Mutia yang memiliki nilai sejarah tinggi dibiarkan terbengkalai hingga hampir roboh,” ujarnya.

Ampon Yasir juga mempertanyakan peran pemerintah Aceh Utara dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara dalam menjaga cagar budaya. Ia menilai, hingga kini belum ada tindakan nyata dari pihak terkait untuk memperbaiki dan melestarikan bangunan bersejarah tersebut.

“Kami, sebagai pemuda Aceh Utara yang peduli terhadap cagar budaya, merasa prihatin dengan sikap pemerintah. Seharusnya, perhatian terhadap warisan sejarah menjadi prioritas untuk menjaga identitas budaya kita,” tegasnya.

Menurutnya, Rumah Cut Nyak Mutia bukan hanya sebuah bangunan, melainkan simbol perjuangan yang harus terus diingat oleh generasi mendatang. Kerusakan pada rumah ini menunjukkan kurangnya perhatian dari pihak berwenang dalam melestarikan peninggalan sejarah.

Pihaknya berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk melakukan perbaikan terhadap bangunan tersebut. Jika dibiarkan, dikhawatirkan bangunan ini akan kehilangan bentuk aslinya dan tak lagi dapat menjadi saksi bisu perjuangan pahlawan Aceh.

“Kami mendesak pemerintah Aceh, khususnya Pemerintah Aceh Utara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, untuk segera bertindak. Rumah Cut Nyak Mutia harus diperbaiki agar tetap berdiri kokoh sebagai bukti perjuangan dan cagar budaya kita,” ujar Ampon Yasir.

Ia menambahkan, jika perhatian tidak segera diberikan, generasi mendatang mungkin hanya akan mengenal perjuangan Cut Nyak Mutia melalui cerita, tanpa dapat melihat langsung peninggalan fisik yang autentik.

Perbaikan rumah ini, menurut Ampon Yasir, juga dapat menjadi langkah strategis dalam mendukung pariwisata sejarah di Aceh Utara. Wisatawan yang datang akan memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang perjuangan tokoh-tokoh Aceh.

Ampon Yasir mengingatkan, menjaga cagar budaya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama. Namun, pemerintah harus mengambil langkah awal untuk memastikan keberlanjutan warisan sejarah ini.

Harapan besar disampaikan kepada Pemerintah Aceh Utara agar Rumah Cut Nyak Mutia segera direnovasi dan dilestarikan. Dengan demikian, warisan sejarah ini dapat terus menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam menghargai perjuangan nenek moyang Kita, (**)