Ratusan Warga Aceh di Denmark Rayakan Maulid Nabi

Gananews ( Masyarakat Aceh di Denmark, khususnya di kota Brovst, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang ke-1446 H pada Sabtu, 14 September 2024. Acara tersebut berlangsung di Søparken, Brovst, tepatnya di Søgårdsvej 4, Brovst 9460, Denmark,

Dengan suasana musim panas akhir yang sejuk. Suhu pada hari itu berkisar antara 16 hingga 18 derajat Celsius, memberikan kenyamanan bagi para peserta yang hadir di acara tersebut.

Kegiatan ini menjadi momen penting bagi masyarakat Aceh di Denmark untuk berkumpul, bersilaturahmi, dan menjaga tradisi keagamaan mereka, meskipun jauh dari tanah kelahiran.

Sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan, mereka turut mengenang almarhum Tu Sop (Muhammad Yusuf bin Wahab) dalam acara ini, menjadikannya sebagai bagian dari peringatan keagamaan yang khidmat.

Acara dimulai selepas salat Zuhur berjamaah yang dipimpin oleh Tgk Safwan M, di mana masyarakat Aceh dan muslim lainnya berkumpul dalam kebersamaan. Setelah salat, mereka menyantap makanan yang dibawa dari rumah masing-masing, sebuah tradisi yang lazim dilakukan dalam perayaan keagamaan di Aceh. Menu utama yang disajikan adalah Kuah Beulangóng atau kari kambing khas Aceh, yang dimasak secara bersama-sama.

Kehadiran generasi muda dalam acara ini juga menjadi sorotan, dengan Farit Hendra bertindak sebagai pembawa acara atau protokol. Pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dilakukan oleh Wilda Burhan, menambah kekhidmatan suasana. Acara dilanjutkan dengan zikir bersama, yang dipimpin oleh tokoh agama setempat.

Pidato keagamaan disampaikan oleh Tgk Hasan Basri, yang membahas pentingnya menjaga iman dan tradisi di tanah perantauan.

Dalam pidatonya, Tgk Hasan juga mengingatkan tentang perjuangan dan pengorbanan para pendahulu dalam mempertahankan keyakinan dan kebudayaan Aceh.

Acara ditutup dengan doa bersama, mengharapkan berkah dan perlindungan dari Allah SWT bagi seluruh peserta yang hadir dan bagi masyarakat Aceh di mana pun mereka berada. Doa ini sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Maulid Nabi dan mengenang almarhum Tu Sop.

Momen ini juga diabadikan dalam bentuk video oleh Sulastri dari kalangan perempuan dan Muhammad Hanafiah serta Makmur Habib dari kalangan laki-laki. Video tersebut akan menjadi kenangan berharga dan bukti nyata bahwa meskipun jauh dari tanah air, identitas dan tradisi masyarakat Aceh tetap terjaga dengan baik.

Bendera Bulan Bintang, simbol perjuangan bangsa Aceh, turut dipasang di lokasi acara sebagai tanda solidaritas dan pengingat sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh.

Sebagian besar masyarakat Aceh yang hadir di acara tersebut merupakan bagian dari diaspora Aceh yang tinggal di luar negeri akibat konflik politik di masa lalu, banyak di antara mereka berstatus sebagai pengungsi politik.

Meski hidup jauh dari tanah kelahiran, masyarakat Aceh di Denmark terus menjaga identitas, budaya, dan kepercayaan mereka dengan teguh. Peringatan Maulid Nabi ini menjadi bukti nyata bahwa tradisi Aceh tetap hidup dan berkembang, bahkan di tanah perantauan.”(**)