Komunitas ASK dan ASNLF Gelar Buka Puasa Bersama di Brønderslev, Pererat Silaturahmi Sesama Muslim

Gananews ( Dalam semangat kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi, komunitas Aceh Sepakat Komite (ASK) dan Aceh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) menggelar acara buka puasa bersama di kota Brønderslev, Denmark, pada Sabtu, 22 Maret 2025, yang bertepatan dengan 22 Ramadan 1446 H. Kegiatan ini menjadi ajang penting bagi komunitas Muslim setempat untuk berbagi kebersamaan dan memperkuat persaudaraan di bulan suci.

Acara yang berlangsung hangat ini dihadiri oleh anggota komunitas Muslim dari berbagai latar belakang, termasuk perantau asal Aceh yang menetap di Denmark. Momen berbuka puasa bersama ini tidak hanya menjadi sarana ibadah, tetapi juga wadah untuk menjaga identitas budaya dan tradisi yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Tgk Hanif (Muhammad Hanafiah), salah satu tokoh yang hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya menjaga identitas diri dalam setiap kegiatan, adat, dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Aceh. Ia mengingatkan agar komunitas Aceh selalu menggunakan simbol nasionalitas seperti bendera Bulan Bintang serta tetap menggunakan bahasa ibu, yaitu bahasa Aceh, dalam setiap interaksi.

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari panitia penyelenggara yang menekankan pentingnya kebersamaan dalam menjalani ibadah puasa. Dalam sambutannya, salah satu pengurus komunitas mengatakan bahwa acara ini bukan sekadar berbuka puasa bersama, tetapi juga sebagai sarana memperkuat solidaritas dan membangun persatuan di antara sesama Muslim.

Setelah itu, para peserta diberikan tausiyah singkat yang membahas tentang makna Ramadan sebagai bulan penuh berkah dan kesempatan untuk meningkatkan keimanan serta kepedulian sosial. Tausiyah ini memberikan inspirasi bagi para peserta untuk terus menebarkan kebaikan dan memperkuat rasa empati terhadap sesama.

Saat adzan Maghrib berkumandang pada pukul 18.41 waktu setempat, para peserta bersama-sama membatalkan puasa mereka dengan hidangan takjil yang telah disiapkan. Setelah itu, mereka melaksanakan salat Maghrib berjamaah sebelum menyantap hidangan utama yang terdiri dari berbagai menu khas Aceh dan masakan tradisional lainnya.

Makanan yang dihidangkan disiapkan secara gotong royong oleh para relawan, menciptakan suasana kekeluargaan yang kental. Kehangatan dalam berbagi makanan ini semakin mempererat hubungan antar peserta, sekaligus mengingatkan mereka pada tradisi berbuka puasa bersama di kampung halaman.

Selain menikmati hidangan, acara ini juga menjadi momen berharga untuk berdiskusi dan bertukar cerita tentang pengalaman menjalani Ramadan di tanah rantau. Banyak peserta yang berbagi cerita tentang tantangan dan keunikan berpuasa di Denmark, termasuk durasi siang yang lebih panjang dibandingkan di negara asal mereka.

Diskusi juga mencakup berbagai isu sosial dan budaya, termasuk pentingnya menjaga identitas dan solidaritas di perantauan. Banyak peserta yang menyampaikan harapan agar acara semacam ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya sebagai upaya memperkuat jaringan sosial dan menjaga budaya Aceh tetap hidup di luar negeri.

Kegiatan buka puasa bersama ini menjadi bukti nyata bagaimana Ramadan mampu menyatukan komunitas Muslim dalam suasana damai dan penuh keberkahan. Melalui kebersamaan ini, nilai-nilai Islam seperti kasih sayang, kepedulian, dan toleransi dapat terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Dengan berakhirnya acara, para peserta pulang dengan hati penuh rasa syukur dan kebahagiaan. Mereka berharap semangat kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan ini dapat terus terjaga, membawa pesan persaudaraan dan keharmonisan ke tengah-tengah masyarakat.

Acara ini tidak hanya memperkuat silaturahmi di antara sesama Muslim, tetapi juga menjadi pengingat bahwa Ramadan adalah waktu untuk mempererat hubungan, baik dengan sesama manusia maupun dengan Sang Pencipta. Semoga kegiatan serupa terus berlanjut di masa mendatang, menjadi jembatan untuk menjaga identitas, budaya, dan nilai-nilai luhur dalam komunitas Aceh di perantauan.(**)