Akibat Bau Busuk, Warga Datangi PT Lhoong stia mining

Gananews|Aceh Besar-Direktur Eksekusi Forbina Muhammad Nur.SH mengkritik cara tes alat kerja PT Lhoong Stia Mining.  Dimana ada Ratusan warga yang bermukim di pemukiman Cot Jumpa melakukan aksi damai di PT Lhoong Stia Mining beberapa waktu lalu tepatnya pada malam Jum’at 31-10-2024 sebagai bentuk nyata pengawasan dari masyarakat sekitar tambang.

Aksi yang dilakukan sebagai bentuk protes terhadap dampak aktivitas perusahaan tersebut yang dianggap mengganggu kesehatan warga sekitar.

Informasi yang diterima Forbina, warga yang datang sebagian besar berasal dari Desa Jantang. Mereka meminta PT Lhoong Stia Mining untuk menghentikan kegiatan operasional sementara waktu. Menurut warga, aktivitas yang dilakukan perusahaan ini menyebabkan gangguan kesehatan yang signifikan nantinya jika tak dihentikan.

Warga menyebutkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, sekitar PT Lhoong Stia Mining dipenuhi bau tak sedap. Bau ini diyakini berasal dari proses pembakaran karbon yang dilakukan oleh perusahaan.

Akibat dari bau tersebut, banyak warga mengalami sesak napas dan gatal-gatal. Bahkan, beberapa tanaman di sekitar area perusahaan tampak layu dan ada pula yang mati.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran yang serius bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan.

PT Lhoong Stia Mining diketahui berlokasi di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Perusahaan ini diapit oleh empat desa, yakni Desa Teungoh Geunteut, Desa Baroh Geunteut, Desa Baroh Blang Mee, dan yang paling dekat adalah Desa Jantang.

Selain diapit empat desa, PT Lhoong Stia Mining juga berhadapan langsung dengan laut dan terletak di samping Gunung Pisang, yang menjadi salah satu ikon geografis wilayah tersebut.

Kondisi ini menjadikan kawasan perusahaan sebagai bagian yang sensitif terhadap perubahan lingkungan.

Warga sekitar menuntut agar perusahaan segera menghentikan operasi jika bau pembakaran karbon masih dapat tercium oleh masyarakat. Menurut warga, bau tersebut tidak hanya mengganggu kenyamanan

Salah satu warga yang turut dalam aksi ini menyatakan kekhawatirannya. “Ini baru beberapa hari pabrik mulai beroperasi, sudah ada warga yang sesak napas. Bagaimana jika operasionalnya berlangsung lebih lama dan semakin intensif?” ujarnya.

Aksi damai ini diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan dampak lingkungan dan kesehatan warga.

Kita juga minta lembaga teknis seperti ESDM ACEH, DLHK Aceh dan pihak strategis lainnya untuk mengawasi dengan ketat setiap proses produksi yg dilakukan oleh Perusahaan, bahkan perlu ada kebijakan khusus yang harus ada proses ganti kerugian pada warga dan tanaman dan tumbuhan lainnya sekitar perusahaan yang mengalami dampak atas uji coba alat kerjaa mereka, (**)