Aceh Diaspora Gelar  Do’a Bersama di Denmark

Gananews ( Aceh-Sumatra Kultur (ASK) bersama komunitas Aceh Diaspora di Denmark menggelar acara Samadiah dan doa bersama sesuai adat resam Aceh. Kegiatan ini berlangsung di kediaman Tgk H. Bahgia Husen, Hjørring, Denmark, pada malam setelah shalat Magrib berjamaah.

Shalat Magrib diimami oleh Tgk H. Saiful Taher, diikuti oleh warga Aceh yang datang dari berbagai kota seperti Aars, Aalborg, Brovst, Skagen, dan wilayah lainnya di Denmark. Meskipun jauh dari tanah air, komunitas Aceh di perantauan tetap menjaga tradisi keislaman dan adat istiadat leluhur mereka.

Prosesi Samadiah dan doa bersama dipimpin oleh Tgk H. Jafar, tokoh yang dikenal aktif dalam kegiatan keagamaan komunitas Aceh di Denmark. Acara ini juga dihadiri oleh kaum perempuan dan anak-anak, mencerminkan kekompakan dan semangat kebersamaan dalam menjaga warisan budaya.

Rumah Tgk H. Bahgia Husen dipilih sebagai lokasi acara karena kiprah beliau yang dikenal sebagai salah satu tokoh Aceh di perantauan. Tgk H. Bahgia sendiri adalah murid dari Tgk Banta Kiah, ulama kharismatik Aceh asal Beutong Ateuh yang berperan besar dalam sejarah perjuangan Aceh.

Meskipun komunitas Aceh Diaspora tinggal di negara mayoritas non-Muslim seperti Denmark, mereka tetap aktif melaksanakan kegiatan bernuansa Islam. Acara ini sekaligus menjadi wadah untuk memperkuat ukhuwah Islamiah dan mengenalkan adat Aceh kepada generasi muda.

Selain doa bersama, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan makan bersama. Salah satu menu utama yang disajikan adalah “Kuah Ulèe Ungkôt Asam Keuèng” (kepala ikan asam pedas), hidangan khas Aceh yang selalu menjadi favorit di berbagai acara adat.

Hidangan tradisional ini menambah kehangatan acara, menjadi simbol nostalgia akan kampung halaman di tengah cuaca dingin Denmark. Kehangatan ini tidak hanya dirasakan melalui makanan, tetapi juga dalam kebersamaan yang terjalin erat antaranggota komunitas.

Hjørring, kota tempat berlangsungnya acara, terletak sekitar 100 km dari kota wisata terkenal, Skagen, dan berjarak lebih dari 700 km dari ibu kota Denmark, Kopenhagen. Kendati jauh dari pusat-pusat besar, semangat mempertahankan tradisi Aceh tetap membara.

Tgk H. Bahgia Husen menyampaikan rasa syukurnya atas kehadiran para peserta yang berbondong-bondong datang dari berbagai penjuru Denmark. “Ini bukan hanya doa bersama, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi di antara kita semua. Tradisi ini harus kita lestarikan,” ujarnya.

Kegiatan seperti ini menjadi momentum penting bagi diaspora Aceh untuk menjaga akar budaya dan agama di tanah rantau. Selain itu, acara ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa tradisi Aceh yang kaya tetap hidup di mana pun warganya berada.

Salah satu peserta Salmiati menuturkan,  kegiatan ini membuatnya merasa dekat dengan tanah kelahiran. “Rindu kepada Aceh sedikit terobati dengan acara seperti ini. Kebersamaan ini sungguh berharga,” ungkapnya.

Acara Samadiah dan doa bersama ini membuktikan bahwa identitas budaya dan agama tetap dapat dipertahankan meski hidup di negeri yang berbeda budaya. Komunitas Aceh di Denmark telah menunjukkan bahwa jarak bukan penghalang untuk terus melestarikan nilai-nilai keislaman dan adat istiadat Aceh.,”(**)